Jumat, 01 April 2011

KEMISKINAN DAN KESENJANGAN

NAMA : DEVI MELATI
NPM : 21210878
KELAS : 1EB18




A. Definisi Kemiskinan

Definisi-definisi yang terkandung dalam teori kemiskinan tidak selalu lengkap mencakup seluruh aspek. Definisi dibuat tergantung dari latar belakang dan tujuan, juga tergantung dari sudut mana definisi tersebut ditinjaunya, untuk kepentingan apa definisi tersebut dibuat. Biasanya definisi-definisi tersebut akan saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya.

Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa segi :

1. Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang layak/ pemenuhan kebutuhan pokok

Golongan ini mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pokok/ dasar disebabkan karena adanya kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk memenuhi standar hidup yang layak.
2. Dilihat dari segi pendapatan/ penghasilan income

Kemisikinan oleh golongan ini dilukiskan sebagai kurangnya pandapatan/ penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.
3. Dilihat dari segi kesempatan / opportunity

Kemiskinan adalah karena ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan (meraih) basis kekuasaan sosial
Dilihat dari segi keadaan/ kondisi

4. Kemiskinan sebagai suatu kondisi/keadaan yang bisa dicirikan dengan :

a. Kelaparan/ kekurangan makan dan gizi.

b. Pakaian dan perumahan yang tidak memadai.

c. Tingkat pendidikan yang rendah.

B. Penyebab Kemiskinan

Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan dapat dikategorikan dalam dua hal berikut ini :

1. Faktor Internal (dari dalam diri individu)

Yaitu berupa kekurangmampuan dalam hal :

a. Fisik misalnya cacat, kurang gizi, sakit-sakitan.

b. Intelektual misalnya kurangnya pengetahuan, kebodohan, kekurangtahuan informasi.

c. Mental emosional misalnya malas, mudah menyerah, putus asa temperamental.

d. Spritual misalnya tidak jujur, penipu, serakah, tidak disiplin.

e. Sosial psikologis misalnya kurang motivasi, kurang percaya diri, depresi/ stres, kurang relasi, kurang mampu mencari dukungan.

f. Ketrampilan misalnya tidak mempunyai keahlian yang sesuai dengan permintaan lapangan kerja.

g. Asset misalnya tidak memiliki stok kekayaan dalam bentuk tanah, rumah, tabungan, kendaraan dan modal kerja.

2. Faktor Eksternal (berada di luar diri individu atau keluarga)

Yang menyebabkan terjadinya kemiskinan antara lain

a. Terbatasnya pelayanan sosial dasar.

b. Tidak dilindunginya hak atas kepemilikan tanah.

c. Terbatasnya lapangan pekerjaan formal dan kurang terlindunginya usaha-usaha sektor informal.

d. Kebijakan perbankan terhadap layanan kredit mikro dan tingkat bunga yang tidak endukung sektor usaha mikro.

e. Belum terciptanya sistim ekonomi kerakyatan dengan prioritas sektor riil masyarakat banyak.

f. Sistem mobilisasi dan pendayagunaan dana sosial masyarakat yang belum optimal seperti zakat.

g. Dampak sosial negatif dari program penyesuaian struktural (structural Adjusment Program/ SAP).

h. Budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan.

i. Kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil atau daerah bencana.

j. Pembangunan yang lebih berorientasi fisik material.

k. Pembangunan ekonomi antar daerah yang belum merata.

l. Kebijakan publik yang belum berpihak kepada penduduk miskin.

C. Indikator Kemiskinan

Untuk pelaksanaan pelayanan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin maka diperlukan indikator yang lebih merefleksikan tingkat kemiskinan yang sesungguhnya di masyarakat. Indikator untuk menentukan fakir miskin tersebut ialah :
# Penghasilan rendah atau berada dibawah garis sangat miskin yang diukur dari tingkat pengeluaran perorangan perbulan berdasarkan standar BPS per wilayah propinsi dan kabupaten/ kota.
# Ketergantungan pada bantuan pangan untuk penduduk miskin (seperti zakat/ beras untuk miskin/ santunan sosial).
# Keterbatasan kepemilikan pakaian untuk setiap anggota keluarga pertahun (hanya mampu memiliki 1 stel pakaian lengkap perorang pertahun).
# Tidak mampu membiayai pengobatan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit.
# Tidak mampu membiayai pengobatan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit.
# Tidak mampu membiayai pendidikan dasar 9 tahun bagi anak-anaknya.
# Tidak memiliki harta (asset) yang dapat dimanfaatkan hasilnya atau dijual untuk membiayai kebutuhan hidup selama tiga bulan atau dua kali batas garis sangat miskin.
# Ada anggota keluarga yang meninggal dalam usia muda atau kurang dari 40 tahun akibat tidak mampu mengobati penyakit sejak awal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar